Selasa, 01 Februari 2011

The Next Chapter Of...

Well, actually this is the next chapter of ‘A Journey To Be A Writer’. Setelah dengan menahan malu, the previous chapter udah aku tunjukin ke temen-temen.
So, I give highlighter on Lian’s comment. Dia sih lebih suka cerita yang alirannya kaya curhatan itu. Tapi… katanya kesannya aku terpaksa untuk lucu. Well. Quite confusing. I tried to write as honest as I can, but it didn’t work well. But, thanks for the comment.
Noted.
Umm, aku baca dari salah satu penulis terkenal, katanya gaya tulisan kita akan sangat sangat dipengaruhi oleh orang lain. Maybe yes, but maybe no. In this case, I say ‘yes’. Why? Karena aku terinspirasi dengan di Raditya Dika dan Ferdiriva Hamzah. Mereka kan konyol dan lebay abis tuh.
So, the solution is…
Harus lebih sering membaca. Semakin banyak membaca hasil tulisan orang, aku bakal semakin tau banyak tentang gaya tulisan. Contoh simpelnya gini. Aku kan benci stengah mampus ama Djenar Maesa Ayu. Kenapa? Ok, mungkin terdengar sarkasme, but in my humble opinion, apapun yang dia tulis tuh gag pernah bisa jauh-jauh dari urusan sel*ngkangan. *sorry for taking this term. Tapi bukan berarti aku gag belajar dari Tante Djenar*sebenernya aku mau panggil mbak, tapi kok yah agak terlalu tua. Beliau menulis dengan jujur. Itu yang aku suka dari beliau. Dan itulah yang sedang aku lakukan. Menulis secara jujur.
Mungkin aku emang belum menentukan gimana gaya tulisanku. Comedy, horror, or romantic. Tapi sedikit banyak aku udah tau ke mana arah yang bakal aku tuju. Aliran ‘honest writing’. Ini aku sendiri yang bikin istilah. Jadi, dalam aliran ini semua harus ditulis sejujur-jujurnya. Jadi jangan heran kalo suatu saat tulisanku jadi agak mellow macam Ike Soepomo, agak kasar kaya Tante Djenar, agak metropolitan macam penulis novel Divorce*sorry, namanya lupa, agak lebay macam Si Dika and Ferdiriva, agak serius macam Pak Dokter Noto, agak jadul macam Erick Sparks, agak bertele-tele macam J.K. Rowling, agak detail macam Meg Cabot, dan agak-agak lainnya. They inspire me a lot.
----
I have nothing to say anymore.
Krik..krik..kriik…
See you next time. Keep on giving me your critics, guys!

Regards
Your humble and honest writer,

Prisca Anindhita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar